Kamis, 25 Oktober 2018

Misteri Nama Tokoh Alkitab dalam peristiwa Penyaliban Yesus


Beberapa kisah dalam Masa Raya Paskah antara lain mencakup adanya dua kriminal yang juga dihukum salib, masing-masing di kiri dan kanan Yesus.
Selama penyaliban juga disebutkan peristiwa ketika seorang prajurit Romawi menusukkan tombak ke sisi tubuh Yesus yang sedang tergantung di kayu salib.
Kemudian, dituliskan juga tentang kuburan Yesus yang dikawal oleh tentara Kekaisaran Romawi pada masa itu.
Namun demikian, seperti disarikan dari Listverse.com pada Jumat (14/4/2017), Alkitab tidak selalu memberikan nama-nama orang yang dikisahkan di dalamnya.
Biasanya hanya dijelaskan latar belakang maupun kejadian yang melibatkan orang-orang itu, tapi bukan nama sesungguhnya.
Beberapa orang yang tidak disebutkan namanya itu memainkan peran penting dalam kisah-kisah Alkitab, sehingga sejumlah penulis Yahudi dan Kristen merasa perlu menyebutkan nama mereka.
Masalahnya, nama-nama yang disodorkan justru ditemukan dalam sumber-sumber lain di luar Alkitab sehingga informasinya dianggap tidak terlalu meyakinkan (apokripa).
Terkait dengan Jumat Agung dan Paskah, berikut ini adalah sosok-sosok yang namanya disebutkan dalam sejumlah sumber di luar Alkitab:

1. Dua Penjahat Disalib di Kiri dan Kanan

Dalam peristiwa penyaliban, Injil Matius melaporkan adanya dua perampok yang disalibkan di sisi kanan dan kiri Yesus. Dalam Injil Lukas bahkan dilaporkan pembicaraan antara Yesus dan dua perampok itu.
Seorang perampok yang dikenal sebagai pencuri yang bandel menantang Yesus, "Kalau benar-benar Kristus, bebaskan diri dan juga kami." Tapi, seorang pencuri lainnya sekedar meminta Yesus "untuk mengingat-ingat saya."
Nama-nama sosok itu tidak tertera dalam Alkitab. Tapi, beberapa sumber di luar Alkitab memberikan beberapa versi berbeda tentang nama-nama yang dimaksud.
Suatu teks apokripa yang dikenal sebagai Injil Nikodemus menyebutnya sebagai Gestas dan Dysmas. Sementara itu Injil Latin Kuno menyebutnya Zoatham dan Camma.
Injil Masa Kecil (Gospel of Infancy) berbahasa Arab--yang juga bersifat apokripa--memberikan informasi tambahan tentang kehidupan dua perampok itu.
Ketika Yusuf, Maria,dan Yesus (masih bayi) melarikan diri di padang pasir pada waktu malam, mereka bertemu dengan dua perampok. Perampok yang jahat tidak mau membiarkan rombongan itu pergi.
Sementara itu, perampok yang baik memberikan uang 40 drachma dan ikat pinggangnya sendiri agar rombongan itu boleh pergi. Saat itu, Yesus menerawangkan nasib serta menyebut nama mereka.
"Tiga puluh tahun, Ibu, dan kaum Yahudi akan menyalibkan saya di Yerusalem, dan dua perampok itu akan digantung pada salib bersama dengan saya. Titus (perampok yang baik) di sisi kanan dan Dumachus (perampok yang jahat) di sisi kiri, dan setelah hari itu Titus akan pergi bersama saya ke surga."


2. Prajurit Penikam Sisi Tubuh Yesus

Dalam Injil Yohanes 19, ketika para prajurit Romawi berusaha mematahkan kaki-kaki Yesus yang sedang tergantung di salib, mereka melihat Yesus sudah wafat.
Seorang prajurit menusuk sisi tubuh Yesus, tapi nama prajurit itu tidak disebutkan dalam Alkitab.
Teks apokripa Kisah Pilatus menyebutkan bahwa nama prajurit itu ialah Longinus. Tombak yang dipakainya disebut dengan Tombak Suci.
Yang menarik, tradisi Kristen menyebutkan bahwa Tombak Suci itu ditemukan dalam Perang Salib Pertama di Suriah pada Juni 1098.
Kisah tentang peninggalan itu membingungkan, karena ada banyak peninggalan sekarang ini yang disebut-sebut sebagai Tombak Suci, salah satunya adalah yang disimpan di Basilika Santo Petrus, Roma.
4 dari 4 halaman

3. Prajurit Penjaga Makam Yesus

Dalam Injil Matius 27:65, Pilatus setuju menugaskan sekelompok parjurit untuk mengawal makam Yesus guna memastikan tidak ada yang mencuri jasad Yesus. Nama para pengawal itu tidak disebutkan dalam Injil Matius.
Teks apokripa Injil Petrus yang bertarikh hingga Abad ke-2 SM, tidak menyebutkan semua nama prajurit yang bertugas tapi menyebutkan bahwa para pengawal itu berada di bawah seorang centurion Romawi bernama Petronius.
Tulisan dalam “Buku Lebah” memberikan dua versi jumlah pengawal yang menjaga makam Yesus. Dalam bab 44 disebutkan ada 5 pengawal yang namanya adalah Issachar, Gad, Matthias, Barnabas, dan Simon.
Tapi, dalam bab berikutnya, teks Buku Lebah memberikan versi lain, demikian, "Orang-orang lain mengatakan ada 15 orang, 3 centurion, dan terdiri dari para prajurit Romawi dan Yahudi."
Sebagai catatan, kitab Buku Lebah adalah kompilasi teologis bersejarah yang berisi beberapa legenda Alkitabiah. Buku itu ditulis oleh Solomon Akhlat, seorang Uskup beraliran Nestor di Bassora (sekarang Basra), Suriah, pada sekitar 1222. Buku itu tertulis dalam bahasa Siriak. Disebut Buku Lebah karena dianggap mengumpulkan intisari dari kitab-kitab teologis lain.

Selasa, 23 Oktober 2018

Segel Kuno Raja Israel Berusia Ribuan Tahun Ditemukan


Para arkelogis menemukan segel kuno dari abad ke-8 Sebelum Masehi di tempat sampah penggalian artefak kuno di Yerusalem.
Segel itu diperkirakan berusia 2.700 tahun dengan tanda tangan Raja Hizkia ditemukan di Yarusalem. Segel tersebut dipercaya adalah segel pertama yang pernah dibuat-- dikenal sebagai 'bulla,- dari Israel atau Kerajaan Yehuda.
"Segel raja adalah benda yang sangat penting. Ini persoalan hidup atau mati. Jadi, susah dibayangkan jika ada orang lain sembarangan menggunakannya," kata Eilat Mazar, yang juga kepala penggalian di pertemuan 'City of David' di Israel kepada CNN, Kamis 3 Desember 2015.
"Namun, ada alasan masuk akal kalau pada masa itu, cincin raja juga bisa dijadikan segel," ujarnya. "Ini adalah penemuan terbesar yang pernah kami temukan," tambah Mazar.Dalam segel itu tertulis, 'Hizkia (anak dari) Ahaz, Raja dari Yehuda'.
Menurut tim arkelogi, bulla dengan nama Raja Hizkia pernah ditemukan di pasar barang antik. Namun, dianggap tidak penting karena tidak ditemukan oleh para arkeologi bahkan kemungkinan itu palsu.
"Menurut Alkitab, Raja Hizkia adalah raja penting setelah Raja David," kata Mazar. "Hizkiah digambarkan sebagai raja yang kaya, penyayang serta raja yang sangat impresif," tambahnya.
Hizkia menurut Alkitab
Ia berumur 25 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 29 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia mulai memerintah pada tahun ke-3 zaman Hosea bin Ela, raja Israel.
Hizkia menyaksikan pengasingan paksa Kerajaan Israel Utara oleh Kerajaan Asyur pada tahun 721 SM. Dia menjadi raja Yehuda selama invasi dan pengepungan Yerusalem oleh Sanherib pada 700 SM. Ia diharuskan membayar upeti. Alkitab mencatat bahwa pengepungan dihentikan oleh Tuhan dengan membunuh tentara-tentara Sanherib sebanyak 185.000 orang.
Hizkia adalah seorang raja yang kuat dan secara internasional diakui bijaksana. Di dalam soal politik luar negerinya ia berhadapan dengan persoalan, apakah harus menggabungkan diri pada Asyur ataukah pada Mesir. Setelah ia bersikap netral selama 10 tahun, kemudian ia menggabungkan dirinya pada suatu persekutuan yang memusuhi Asyur pada tahun 712 di bawah pimpinan Asydod.
Tepat pada waktunya ia dapat mengundurkan diri. Pada tahun 702 ia menggabungkan diri pada Mesir untuk melawan Asyur dan dikalahkan oleh Sanherib di dekat Elteko. Ia diharuskan membayar upeti. Hizkia lalu memperkuat Yerusalem memperkuat persediaan air kota dengan membangun terowongan untuk mengalirkan air ke kolam Siloam. Politik dalam negerinya ditandai suatu pembaharuan religius dengan menghancurkan kebaktian di bukit, tugu peringatan Asyura, bahkan kebaktian ular tembaga Arad atau dikenal sebagai Nehuztan.

Senin, 22 Oktober 2018

BATU MOAB. penemuan Arkeologi yang menguatkan ALKITAB

Batu Moab. Walaupun sebuah produk penjarahan arkeologis, Mesha Stele, atau Batu Moab memberi contoh lain dari nilai artefak yang membuktikan kebenaran Alkitab. Batu Moab ditemukan di luar penggalian profesional.
Meskipun Archaeological Institute of America (AIA) dan the American Schools of Oriental Research (ASOR)memiliki kebijakan ketat mengenai publikasi artikel dan presentasi makalah tentang objek artefak yang membuktikan kebenaran Alkitab dalam upaya untuk mengekang penjarahan arkeologi dan pemalsuan artefak alkitabiah yang ditemukan di Israel dan Yordania, pakar lain percaya bahwa artefak alkitabiah yang ditemukan tanpa konteks bertingkat masih pantas dikaji secara keilmuan.
Basal hitam setinggi satu meter, Moab Batu pertama kali menarik perhatian para pakar pada 1868. Batu tersebut dibawa kaum Bedouin yang hidup di sebelah timur Sungai Yordan dan  utara Sungai Arnon. Setelah beberapa negosiasi gagal untuk membelinya, Mesha Stele dipecah menjadi puluhan potong dan tersebar di antara kaum Bedouin. Pada 1870-an beberapa fragmen itu ditemukan oleh para pakar dan direkonstruksi—hanya terdiri dari dua pertiga dari Moab Batu asli. Sebuah jejak kertas yang telah diambil dari prasasti utuh memungkinkan para ahli mengisi teks hilang.
 Walaupun Terpecah Tetap Paling Lengkap
Bahkan dalam kondisi terbelah, ke-34 baris tulisan berbahasa Fenisia (juga disebut paleo-Ibrani) pada Mesha Stele merupakan prasasti monumental terpanjang  atas artefak alkitabiah yang ditemukan di Palestina. Ini membuat Mesha Stele contoh utama dari nilai artefak Alkitab yang ditemukan di luar penggalian profesional, sering melalui penjarahan arkeologi.
Prasasti,  bertanggal abad kesembilan sebelum Masehi, adalah prasasti kejayaan untuk memperingati kemenangan Moab atas pemberontak pengikut raja Mesha atas raja Israel dan bala tentaranya (maka disebut Mesha Stele atau Moab Batu). Alkitab mencatat episode serupa dalam 2 Raja-raja 3, tapi tidak mengherankan, setiap tulisan jauh lebih menyanjung penulis sendiri dari yang lain.
Mesha Stele, salah satu artefak yang paling berharga ditemukan karena penjarahan arkeologi, juga membantu ulama memperjelas jatah tanah suku antara suku-suku utara Israel.
Tentang Batu Moab
Mesha menceritakan betapa Kemosh, dewa Moab, telah marah terhadap umatnya dan membiarkan mereka untuk ditundukkan  Israel, tetapi Kemosh kembali dan membantu Mesha untuk membuang kuk Israel dan memulihkan tanah Moab. Mesha kemudian menjelaskan banyak proyek bangunannya.
Batu itu ditemukan utuh oleh Frederick Augustus Klein, misionaris Anglikan, di lokasi Dibon kuno (sekarang Dhiban, Yordania), pada  Agustus 1868, yang dituntun suku Bedouin.  Sebelum bisa dilihat dunia Barat, batu itu dihancurkan oleh penduduk desa setempat karena sengketa kepemilikan. Bubur kertas atas cap batu itu dibuat penduduk Yordania atas nama Charles Simon Clermont-Ganneau, dan fragmen yang mengandung sebagian besar prasasti (613 surat dari sekitar seribu) kemudian pulih dan disatukan. Bubur kertas dan prasasti dipasang kembali sekarang berada di Museum Louvre.
Prasasti Mesha adalah inskripsi terpanjang pada Zaman Besi yang pernah ditemukan di wilayah. Ini  bukti utama untuk bahasa Moab. Prasasti, yang ceritanya paralel, dengan beberapa perbedaan, dalam sebuah episode dalam Alkitab tentang Raja-raja Israel dan Yehuda (2 Raja-raja 3:4-8), memberikan informasi berharga pada bahasa Moab dan hubungan politik antara Moab dan Israel pada satu saat abad ke-9 sM. Ini adalah tulisan yang paling luas yang pernah pulih yang mengacu pada kerajaan Israel (Keluarga Raja Omri​). Prasasti ini berisi referensi ekstra-alkitabiah awal kepada Allah Israel, Yahweh, dan—jika rekonstruksi pakar dari Prancis, André Lemaire, terhadap baris 31 adalah benar—penyebutan awal dari “Keluarga Daud” (yaitu, kerajaan Yehuda). (dari berbagai sumber).