Selasa, 11 September 2012

5 makanan termahal

Apakah Anda bersedia membayar US$ 368 atau sekitar Rp 3 juta untuk sepiring steak? Memang sulit dipercaya ada steak yang harganya jutaan rupiah. Tapi, itu adalah fakta. Banyak tempat di berbagai negara menjual makanan dengan harga yang sangat tinggi. Berikut lima di antaranya.

1. Steak wagyu di Tokyo, Jepang



Aragawa adalah toko steak pertama di Tokyo, Jepang. Spesialisasi menunya adalah daging sapi Kobe lokal berkualitas tinggi dan daging Wagyu yang terkenal dengan rasa lezatnya dan teksturnya yang lembut. Daging hanya disajikan dengan saus mustard dan merica. Harganya US$ 368 atau sekitar Rp 3,3 juta untuk satu porsi steak. Kualitas dagingnya yang tinggi membuat rasanya sangat lezat meskipun diolah dengan bumbu yang minimalis. 


2. Ayam kukus tanpa kulit di Paris, Prancis



Alain Ducasse au Plaza Athénée, di Paris adalah restoran yang menyajikan menu otentik Prancis. Ruang makan ditata dengan sangat mewah. Layanan yang diberikan sangat spesial dan berkelas. Untuk menu ayam kukus tanpa kulit di restoran mewah tersebut dihargai US$ 260 atau sekitar Rp 2,3 juta. 


3. Ikan bass yang disajikan dengan kaviar di Brussels, Belgia
 

Alsace Pinot Blanc merupakan taman berlokasi privat yang terletak di Bruneau, Brussels, Belgia. Tempat makan berkelas ini menyediakan menu yang sangat menggoda yaitu, "Fillet of Bass with Imperial Osetra Caviar". Ikan Bass yang telah di fillet disajikan dengan kaviar yang berasal dari ikan albino langka yang hidup di laut Kaspia. Harganya US$ 200 atau sekitar Rp 1,8 juta.


 4. Domba panggang di Dubai, Uni Emirat Arab



Gordon Ramsay's Verre memiliki koki selebriti yang menyajikan masakan Eropa modern yang khas dan berbeda. Tempat ini mendapat pengakuan internasional dan sering mendapat pujian dari para kritikus kuliner. Salah satu menu andalannya adalah "Roast Lamb with Aubergine Gratin". Yaitu, domba panggang yang disajikan dengan terong, ditaburi parutan keju dan tomat. Harganya US$ 70 atau setara dengan Rp 630.000. 


5. Es krim di New York, Amerika Serikat
 
Menu es krim "Golden Opulence Sundae" di New York City's Serendipity, dihargai US$ 1000 atau setara dengan Rp 9 juta. Bisa dikatakan menu tersebut adalah es krim sundae termahal di dunia. Isinya sundae tersebut yaitu es krim vanili, yang bahan dasarnya berkualitas tinggi berasal dari Tahiti dan Madagaskar.

Selain itu, ada es Krim Cokelat Chuao yang berasal dari daerah pantai di Venezuela. Toppingnya terdiri dari buah-buahan Parisian, kaviar Grand Passion. Es krim dihiasi dengan emas 23 karat berbentuk daun dan disajikan dalam gelas kristal Harcourt berbentuk piala. Sendok untuk menyuap es krim sundae terbuat dari emas 18 karat. 

10 Hewan Dengan Wajah yang Unik dan Aneh

1. Hatchetfish
 Ikan penghuni jurang ini tubuhnya sangat kecil (spesies terbesar yang dikenal hanya berukuran 12 cm), dan tidak berbahaya, tetapi wajahnya seperti mimpi buruk.

Hatchetfish adalah bukti bahwa kita tidak perlu gigi tajam atau mata bersinar merah untuk menjadi seram. Ikan ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia, memakan makhluk-makhluk yang lebih kecil di jurang, seperti copepoda (sejenis Crustaceae).


2. Kelelawar Hidung Tabung
  
Ditemukan di hutan hujan Filipina, kelelawar ini terancam punah dan memiliki salah satu wajah teraneh di antara mamalia.

Telinganya yang gelap ditutupi bintik kuning, mata oranye dan tentunya hidung tabung yang membuat penampilannya mirip kartun. Kelelawar ini kebanyakan mengkonsumsi buah ara dan buah-buahan lainnya, tetapi terkadang mereka juga memakan serangga.


3. Axolotl
  
 Spesies yang hanya ada di Danau Xochimilco, Meksisko, axolotl (artinya "monster air" dalam Nahuatl, bahasa Aztec) sebenarnya salah satu jenis salamander.

Selain wajahnya yang lucu, mereka juga memiliki rambut merah unik yang merupakan insang yang menyerupai bulu. Spesies salamander ini biasanya mempertahankan kemampuan tubuhnya di seluruh hidupnya (disebut juga neotheny). Sayangnya, amfibi langka ini terancam punah karena polusi dan diburu di beberapa bagian Meksiko untuk dimakan.


4. Aye Aye
 
Bisa dibilang primata dengan penampilan paling aneh (manusia tidak dihitung tentunya), aye aye punya telinga besar seperti kelelawar, mata yang kuning dan mirip sekali dengan Gremlins (sebuah film horor komedi di Amerika).

Hewan ini sebenarnya menjadi inspirasi bagi monster yang mirip Gremlin di serial film Primeval, di mana diceritakan keturunannya menghantui sebuah rumah kosong. Aye aye ditemukan di Madagaskar dan sangat terancam punah karena perusakan habitat dan dibunuh karena orang-orang di negara itu sangat tidak menyukai makhluk tersebut karena dianggap pembawa sial.


5. Monyet Hidung Pesek
 
Lagi-lagi, hewan ini adalah spesies yang terancam punah. Hanya ditemukan di Cina (termasuk Tibet) dan Vietnam. Mereka tinggal di gunung di ketingggian hingga 4000m, bersama beberapa primata yang beradaptasi dengan lingkungan dingin. Mereka terancam kehilangan habitatnya.


6. Tikus Tanah Hidung Bintang
 
 Tikus ini diberi nama hidung bintang karena bentuk daging pada hidungnya, yang ditutupi reseptor sensorik yang meningkatkan kemampuan sentuhannya, karena sebenarnya pengelihatan hewan ini sangat buruk.

Tikus tanah hidung bintang ini tercatat merupakan perenang dan penyelam sekaligus penggali yang hebat. Layaknya tikus tanah lainnya, hewan ini memakan cacing tanah, belatung dan apapun yang berlendir di tanah. Ditemukan di Kanada dan Amerika Serikat bagian utara.


7. Tikus Mondok Telanjang

Tikus ini penampilannya tanpa bulu, kisut, kulit pucat pink dan memiliki mata hitam yang bercahaya.

Tetapi satu hal yang sangat menarik perhatian adalah tonjolan dua giginya yang sangat besar sekali, yang sebenarnya tumbuh melalui bibir. Sehingga tikus ini tidak harus membuka mulut pada saat mengerat jalan di bawah tanah. Gigi ini begitu kuat sehingga tikus mondok telanjang terkenal bisa mengerat beton.


8. Tokek Buntut Daun

Tokek buntut daun adalah salah satu spesies yang sepertinya dibuat oleh kartunis. Hewan ini mungkin memiliki mata paling aneh di antara hewan lain, dan ketika membuka mulutnya, hewan ini tampak seperti tersenyum lebar.

Meskipun terlihat seperti reptil paling bahagia (karena senyumannya), sebenarnya mahkluk ini menderita karena terancam kehilangan hutan hujan Malagasi sebagai rumahnya.


9. Potoo

Burung menakjubkan ini ditemukan di Mesiko, Amerika Tengah dan Selatan, dan terkenal karena kemampuan kamuflasenya yang luar biasa.

Memiliki wajah aneh, dengan mulut tersenyum, paruh pendek dan mata kuning, seolah mereka karakter kartun. Tidak berbahaya bagi manusia tetapi sangat berbahaya bagi serangga terbang dan kelelawar karena predator ini terkenal rakus.


10. Ikan Kelelawar Hidung Merah

Meskipun tidak terlalu terkenal, ikan ini memiliki wajah yang cukup aneh. Bentuknya datar, hidungnya panjang dan runcing dan terlihat seperti terlalu banyak menggunakan lipstik.

Keanehan alam ini ditemukan di Galapagos dan memiliki kerabat dekat di perairan Amerika Tengah. Hewan ini merupakan perenang yang lambat dan lebih memilih menyeret dirinya di dasar laut menggunakan sirip sebagai tangan.

Sabtu, 08 September 2012

Hati yang Gembira adalah Obat

Pak Bejo dan Bule

Pak Bejo seorang pengusaha Tembakau yang sukses suatu saat jatuh sakit. ketika pak Bejo berobat ke sebuah rumah sakit di Jakarta, para dokter yang menanganinya menyarankan untuk berobat ke Singapura, karena keterbatasan alat di rumah sakit itu belum mampu untuk merawat penyakitnya.
Akhirnya berangkatnya pak bejo untuk dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Pak bejo ditempatkan dalam sebuah kamar dengan seorang pasien bule. rupanya sang bule ini juga cukup parah penyakitnya sehingga cukup kesulitan berbicara panjang lebar. karena kondisi kamar yang sepi membuat keduanya ingin mengenal satu sama lain. sang bule pun membuka pembicaraan dengan memperkenalkan namanya
Bule   : " James..."
Bejo  : " Bejo...."
sang bule kemudian menyambung :
Bule  : " America"
Bejo : " Indonesia"
dan....
Bule  : " Cancer (penyakit kangker)"
dan Pak bejo menjawab : SAGITARIUS.... (dikira tanya bintang wkwkwkwk)

Minggu, 02 September 2012

William Seymour Gembala Kulit Hitam dari Azusa Street

William Joseph Seymour lahir di Centerville, Louisiana, 2 Mei 1870, dalam keluarga bekas budak penganut Baptis, Simon dan Phyllis Seymour. Pada umur 25 tahun, ia pindah ke Indianapolis, bekerja sebagai penjaga rel kereta api dan kemudian sebagai pelayan restoran. Pada masa inilah ia terserang cacar, yang mengakibatkan mata kirinya buta.
Tahun 1900 ia pindah ke Cincinnati dan bergabung dengan Church of God. Di sini ia mendalami teologi Kekudusan radikal. Teologi ini mengajarkan pengudusan sebagai pengalaman pascapertobatan menuju kekudusan sempurna, kesembuhan ilahi, premilenialisme, dan janji akan pencurahan Roh Kudus di seluruh dunia sebelum terjadinya pengangkatan.
Tahun 1903 ia pindah ke Houston, Texas, mencari keluarganya. Di sana ia bergabung dengan gereja kecil beraliran Kekudusan yang digembalakan oleh seorang wanita kulit hitam, Lucy Farrow. Tidak lama kemudian Farrow memperkenalkannya dengan Charles Fox Parham, seorang pengajar Kekudusan. Murid-murid yang dilayaninya mengalami karunia berbahasa lidah (glossolalia) dua tahun sebelumnya. Bagi Parham, itu adalah “bukti Alkitabiah” dari baptisan Roh Kudus. Ketika ia mendirikan sekolah Alkitab “Apostolic Faith” di Houston, Farrow mendorong Seymour mengikutinya.
Karena hukum di negara bagian Texas melarang orang kulit hitam duduk dalam ruangan kelas bersama orang kulit putih, Parham meminta Seymour mendengarkan kuliahnya di koridor. Seymour menerima uraian Parham tentang baptisan Roh Kudus “berkat ketiga” dengan bukti berbahasa roh. Meskipun secara pribadi Seymour belum mengalami karunia bahasa lidah, ia kadang-kadang berkhotbah tentang hal itu bersama Parham di gereja-gereja Houston.

Pentakosta di Los Angeles

Pada awal 1906, Seymour diundang untuk membantu Julia Hutchins, gembala gereja Kekudusan di Los Angeles. Dengan dukungan Parham, Seymour pergi ke California, memberitakan doktrin Pentakosta baru dengan Kisah Para Rasul 2:4 sebagai nasnya. Namun, Hutchins menolak pengajaran Seymour tentang bahasa lidah dan menutup pintu baginya dan pengajarannya.
Seymour kemudian diundang untuk tinggal di rumah Richard Asberry. Pada 9 April, sebulan setelah berdoa dan berpuasa secara intensif, Seymour dan beberapa orang lain berbicara dalam bahasa roh. Berita segera tersebar tentang peristiwa ganjil di kediaman Asberry ini dan menarik banyak perhatian. Seymour harus berkhotbah di serambi kepada kerumunan orang di jalan. Suatu saat, karena begitu banyaknya orang yang berdesakan, lantai serambi itu ambruk.
Seymour pun menyusuri Los Angeles untuk mencari gedung yang memadai. Ia menemukan bekas gereja African Methodist Episcopal di Azusa Street, yang saat itu digunakan sebagai gudang dan kandang. Dibantu beberapa tukang cuci wanita, pelayan dan pekerja, ia membersihkan gedung berantakan itu, menyusun kursi papan, dan membuat mimbar dari kotak sepatu. Kebaktian dimulai pada pertengahan April, dan gereja itu dinamai “Apostolic Faith Mission”.
Peristiwa yang berlangsung di Azusa Street sepanjang tiga tahun berikutnya benar-benar mengubah jalannya sejarah gereja. Gedung kecil berukuran 40 X 60 kaki itu dipadati sampai 600 orang, dan ratusan orang lainnya melongok dari jendela. Yang menjadi pusat perhatian adalah bahasa lidah, selain gaya ibadah tradisional kaum kulit hitam yang penuh dengan teriakan, trance dan tarian kudus. Tidak ada tata ibadah khusus karena “Roh Kudus yang memegang kendali”. Para pelayan mimbar dengan penuh gairah berdoa bagi orang-orang yang menginginkan karunia berbahasa lidah. Tempat itu sangat ribut, dan ibadah berlangsung sampai jauh malam.
Meskipun liputan koran lokal secara sinis menyebutnya sebagai “celotehan ganjil tak karuan”, berita itu menggugah minat warga kota. Ada satu jemaat yang datang berbondong-bondong ke Azusa Street dan menetap di sana, meninggakan gereja lama mereka. Pusat-pusat Pentakosta lainnya segera bermunculan di seluruh kota.
Orang yang membuat laporan tentang semua peritiwa ini adalah Frank Bartleman, pengkhotbah Kekudusan dan pekerja misi penyelamatan yang melayani berkeliling. Kepada Way of Faith di Carolina Selatan ia menulis, “Pentakosta telah melanda Los Angeles, Yerusalemnya Amerika.” Laporannya menyebarluaskan keingintahuan akan kebaktian di Azusa Street itu ke seluruh negeri.
Bulan September, Seymour mula menerbitkan korannya sendiri, The Apostolic Faith. Pada puncaknya, koran ini disebarkan secara gratis ke sekitar 50.000 pelanggan di seluruh dunia.

Rekonsiliasi Rasial

Banyak orang yang datang untuk mencemooh. Namun, banyak pula lainnya yang mendengarkan khotbah dalam bahasa asing tertentu (bukan bahasa Inggris) disampaikan oleh orang kulit hitam dan kulit putih yang tidak terpelajar. Hal ini meyakinkan mereka bahwa ini sebuah kebangunan rohani. Tidak lama kemudian orang kulit putih menjadi mayoritas anggota dan pengunjung gereja tersebut. Tangan-tangan orang kulit hitam terulur ke atas kepala orang-orang kulit putih, mendoakan mereka untuk menerima karunia berbahasa roh.
Pengunjung Azusa yang kemudian menjadi tokoh terkenal di kalangan Pentakosta, antara lain Gaston B. Cashwell (membawa Pentakosta ke gereja-gereja Kekudusan di wilayah selatan), Charles Mason (memimpin Church of God in Christ masuk ke kalangan Pentakosta; sekarang menjadi denominasi Pentakosta kulit hitam terbesar di Amerika), dan William Durham (perintis Sidang Jemaat Allah).
Bagi Seymour, bahasa roh bukanlah satu-satunya berita dari Azusa Street. “Jangan keluar dari tempat ini berbicara tentang bahasa roh; berbicaralah tentang Yesus,” tegasnya. Berita lain yang ditekankan olehnya adalah rekonsiliasi rasial. Orang kulit hitam dan kulit putih bekerja sama dalam keharmonisan di bawah pimpinan seorang gembala kulit hitam. Ini benar-benar suatu keajaiban pada saat segregasi rasial masih sangat kental. Bartleman menyanjung, “Di Azusa Street, perbedaan warna kulit terhapus oleh Darah Yesus.” Seymour bermimpi membangun suatu jenis gereja yang baru. Dalam gereja ini, semua orang mengalami Roh Kudus sehingga tembok-tembok perbedaan rasial, etnis dan denominasi dapat diruntuhkan.
Impian Seymour berantakan bahkan sebelum “hari-hari yang mulia di Azusa Lama” berakhir. Ketika gurunya, Charles Parham, mengunjungi Azusa pada Oktober 1906, Parham tersentak oleh pemdangan yang disaksikannya dalam kebaktian. Ia menganggapnya sebagai antusiasme agamawi yang tidak terkendali. Ibadah yang emosional dan percampuran antara orang kulit putih dan kulit hitam sangat melukai perasaannya. Meskipun Seymour mengakuinya sebagai “proyektor” gerakan ini, para penatua Azusa Street menolak Parham.
Mungkin tantangan paling berat dihadapi Seymour tahun 1909. Dua pekerja wanita kulit putih pindah ke Portland, Oregon, membawa daftar alamat pelanggan The Apsotolic Faith. Hal ini memutuskan hubungan Seymour dengan para pengikutnya, dan kepemimpinannya atas pergerakan yang baru muncul ini pun berakhir.
Setelah “tahun-tahun kemuliaan” dari 1906 sampai 1909, gereja Azusa Street menjadi gereja kecil bagi warga kulit hitam yang digembalakan Seymour sampai ia meninggal pada 28 September 1922. Istrinya, Jennie, meneruskan penggembalaan, sampai ia meninggal pada tahun 1936.
Tahun 2000, William Seymour dipilih pembaca majalah Christian History sebagai salah satu dari 10 tokoh paling berpengaruh abad kedua puluh. Keturunan rohaninya, kalangan Pentakosta dan kharismatik, berjumlah sekitar 500 juta penganut, golongan Kristen terbesar kedua di dunia. Saat ini, secara praktis semua gerakan Pentakosta dan kharismatik dapat merunut akar mereka secara langsung maupun tidak langsung pada gereja sederhana di Azusa Street dan gembalanya. ***
Sumber: Vinson Synan/Christian History

Kisah Pohon Apel


Kisah Pohon Apel
pada zaman dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar.Seorang anak-

laki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat



pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas hatinya, dan adakalanya dia

beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyukai

tempat permainannya.

Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut. Masa berlalu… anak lelaki itu sudah semakin

dewasa dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan waktunya setiap hari bermain

di sekitar pohon apel tersebut. Namun suatu hari dia datang kepada pohon apel

tersebut dengan wajah yang sedih.


“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.

“Aku bukan lagi seorang bocah, aku tidak lagi senang bermain-main dengan engkau,” jawab remaja

itu.

“Aku ingin beli mainan mainan. Aku perlu uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada

yang sedih.

Lalu pohon apel itu berkata, “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada pada diriku dan

Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan begitu, kau dapat membeli mainan yang

Kau inginkan.”

Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel di pohon itu dan pergi begitu saja.

Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.

Masa berlalu…

Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.

“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.

“Aku tidak punya waktu untuk bermain. Aku terpaksa kerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin

membuat rumah sebagai tempat perlindungan untuk aku dan keluargaku. Bisakah kau menolongku?”

Tanya anak itu.

“Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku

yang besar ini dan buatlah rumah darinya.” Pohon apel itu memberikan cadangan dahan-dahanya pada si remaja.

Lalu, remaja itu memotong semua dahan pohon apel itu dan pergi

dengan riang gembira. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih

karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya

adalah anak laki-laki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan

dewasa.

“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.

“Maafkan aku, tetapi aku bukanlah lagi anak laki-laki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku

sudah dewasa. Aku mempunyai impian untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai

perahu. Bolehkah kau menolongku?” Tanya lelaki itu.

“Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu. Tetapi kau boleh memotong

batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata

pohon apel itu.

Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian

pergi dari situ dengan gembira dan tidak kembali lagi selepas itu.

pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin di makan usia, datang

menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.

“Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu. Aku sudah

memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat

perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan

nada pilu.

“Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tidak mempunyai gigi untuk memakannya, aku tidak mau

dahanmu karena aku sudah terlalu tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena

aku tidak punya tenaga untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua

itu.

“Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk

beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis gembira.


Ada yang tau  pemaknaan pohon apel itu sebenarnya siapa??